News, BEKASI — Di tengah kawasan perbatasan antara Jakarta dan Bekasi, berdiri sebuah tempat makan dengan nama yang cukup unik, Kedai D’Minggiran. Nama ini diambil dari daerah Minggiran di Yogyakarta, tempat asal suami sang pemilik, Ita. Huruf “D” besar di depan nama kedai menjadi ciri khas, melambangkan kata “di pinggiran”, sesuai dengan lokasi usahanya yang memang berada di wilayah “pinggiran kota”.
Meski begitu, Ita justru ingin membuktikan bahwa “pinggiran” bukan berarti kalah dalam hal rasa dan kenyamanan.
“Saya ingin semua kalangan masyarakat bisa makan di sini. Menunya sederhana, tapi tempatnya bersih, nyaman, dan harganya terjangkau,” ujar Ita saat ditemui di kedainya, Selasa (7/10/25).
Kedai D’Minggiran menyajikan berbagai menu yang dekat dengan selera banyak orang — mulai dari rice bowl, nasi goreng, sirloin salmon, chicken steak, hingga aneka jajanan seperti risol, pastel, dan donat. Untuk minumannya, tersedia pilihan kopi yang ringan seperti kopikor, cocok menemani sore santai.
“Kalau soal rasa, saya yakin itu relatif. Ada yang suka asin, ada yang tidak. Tapi saya selalu terbuka dengan masukan dari pelanggan,” kata Ita. “Yang penting, semua yang datang merasa nyaman dan ingin balik lagi.”
Menariknya, Kedai D’Minggiran tidak berdiri karena ambisi bisnis semata. Ita mengaku, keinginan membuka kedai ini berawal dari hobi memasak yang sudah ia miliki sejak lama — bahkan diwariskan dari sang nenek di Mojokerto yang dulu memiliki usaha kuliner bergaya depot, istilah khas orang Jawa Timur.
“Saya memang hobi masak dan bikin kue dari dulu. Dulu sempat jualan online, tapi setelah punya waktu dan lahan sendiri, saya ingin orang bisa menikmati masakan saya langsung di tempat,” tuturnya sambil tersenyum.
Lokasi kedai yang berada di lahan milik pribadi membuat Ita lebih leluasa mengelola usahanya tanpa tekanan sewa tempat. Selain itu, jaraknya yang dekat dari rumah juga memudahkan ia untuk turun langsung setiap hari.
“Saya ingin kedai ini jadi tempat yang nyaman untuk semua. Tidak perlu mewah, yang penting enak, bersih, dan terjangkau,” ujarnya.
Lebih dari itu, Ita juga menuturkan bahwa tujuan utamanya membuka Kedai D’Minggiran adalah memberi kesempatan kerja bagi anak muda di sekitar lingkungan.
“Banyak anak-anak lulusan SMP atau SMK yang sulit mendapat pekerjaan. Saya ingin bantu mereka sambil mengajarkan kedisiplinan kerja. Mereka semangat sekali, walau awalnya kaget karena saya cukup tegas,” ungkap Ita sambil tertawa kecil.
Kedai D’Minggiran rencananya akan grand opening pada sekitar tanggal 20 November 2025, dengan promo menarik berupa diskon 5–10 persen bagi pelanggan yang datang di masa pembukaan.
“Monggo yang mau datang, sekitar tanggal 20 November nanti ya,” ajaknya ramah.
Kedai D’Minggiran bukan sekadar tempat makan — ia adalah perwujudan cita rasa keluarga, ketulusan dalam melayani, dan bukti bahwa dari pinggiran pun, bisa lahir kenyamanan dan rasa yang istimewa. (Egi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar