Notification

×

Iklan

Iklan

Maraknya Dugaan Percaloan di Satpas Cilenggang, Himbauan "Hindari Percaloan" Hanya Isapan Jempol

Selasa, 29 Juli 2025 | Juli 29, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-29T04:54:06Z

News, Tangsel - Dugaan percaloan SIM di Satpas Polres Tangerang Selatan bukan sekadar masalah korupsi kecil, melainkan cerminan sistem yang gagal melindungi keselamatan publik. Laporan tentang  kemudahan mendapatkan SIM tanpa ujian, dengan membayar sejumlah uang, mengungkap  kegagalan mendasar dalam  proses penerbitan SIM.  

Ini bukan lagi soal  efisiensi, melainkan  penjualan  ijin mengemudi,  mengorbankan keselamatan  bagi  keuntungan  sekelompok oknum.

Sebut saja Reflli, yang  mendapatkan SIM C seharga Rp550.000 tanpa ujian,  mengungkap sebuah realita  yang  mengerikan, bayangkan, pengguna  jalan  berbagi  ruang  dengan  pengemudi  yang  tidak  memiliki  keterampilan dan pengetahuan  berkendara  yang  memadai.  

Ini  adalah  resep  bencana  lalu  lintas.  Uang  telah  menggantikan  kompetensi,  dan  nyawa  menjadi  taruhannya.

Dugaan  keterlibatan  oknum  petugas  dan  bahkan  tukang  parkir  menunjukkan  adanya  jaringan  yang  terorganisir  dengan  baik.  Sistem  yang  seharusnya  mencegah  pungli  justru  menjadi  sarang  percaloan.  Imbauan  "Hindari  Calo  dan  Pungutan  Liar"  terlihat  sinis  di  hadapan  kenyataan  yang  terjadi.  Ini  menunjukkan  kegagalan  sistemik,  bukan  sekadar  kesalahan  individu.

Permasalahan  ini  membutuhkan  tindakan  yang  lebih  dari  sekadar  penegakan  hukum.  Investigasi  mendalam  harus  dilakukan  untuk  mengidentifikasi  semua  oknum  yang  terlibat,  memetakan  jaringan  percaloan,  dan  mengungkap  alur  uang  yang  beredar.  Namun,  yang  lebih  penting  adalah  reformasi  sistemik.  Sistem  penerbitan  SIM  harus  dirancang  ulang  dengan  mempertimbangkan  aspek  keamanan  dan  transparansi.  Teknologi  informasi  dapat  dimanfaatkan  untuk  meningkatkan  efisiensi  dan  mencegah  manipulasi.

Lebih  dari  itu,  perlu  ada  perubahan  mindset.  SIM  bukan  komoditas  yang  dapat  dibeli,  melainkan  bukti  kompetensi  dan  tanggung  jawab  dalam  berkendara.  Perlu  kampanye  sosialisasi  yang  masif  untuk  meningkatkan  kesadaran  masyarakat  tentang  bahaya  mendapatkan  SIM  secara  ilegal.  Keselamatan  berkendara  bukan  hanya  tanggung  jawab  individu,  tetapi  juga  tanggung  jawab  negara.  Jika  sistem  tidak  dibenahi,  maka  jumlah  korban  di  jalan  raya  akan  terus  bertambah. (Red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update